Monday 6 September 2010

Cara JK menghadapi Malaysia

Diambil dari Kompasiana, cukup aspiratif, mari kita ambil sari baiknya,semoga berkenan----------------------------------------------------------Sebelum saya menjabat sebagai WAPRES, karakter dan watak orang Bugis sangatjarang yang mengenalnya di belahan nusantara ini. Bahkan ada banyak pendapatyang keliru dan menyangka orang bugis adalah bangsa yang keras dan tidakpernah kenal kompromi. Ini jika melihat dari sejarah banyak yang menganggapbahwa orang bugis adalah bajak laut pada masa silam. Anggapan ini sungguhtidak berdasar dan keliru.Orang bugis sebenarnya mempunyai cirri khas yang menarik. Dari sejarahnyakerajaan bugis didirikan bukan pada pusat-pusat ibu kota dan sangat jauhdari pengaruh India. Itulah sebabnya di Bugis tidak ada candi. Ini berbedadengan kerajaan jawa yang mebangun pusat kerajaannya pada ibu kota danbersifat konsentris.Namun demikian, orang bugis sudah terkenal memiliki kebudayaan, merekamemiliki tradisi lisan maupun tulisan. Bahkan orang bugis memiliki salahsatu epos terbesar di dunia yang lebih panjang daripada epos Mahabaratayakni cerita tentang lagaligo yang sampai saat ini sering dibaca dan disalinulang dan menjadi budaya yang mengakar pada masyarakat bugis.Bagi suku-suku lain, orang Bugis sering dianggap sebagai orang yang berkarakterkeras dan sangatmenjunjung tinggi kehormatan. Bila perlu demi kehormatan, orang bugis bersediamelakukan kekerasan. Namun dibalik sifat itu semua, sebenarnya orang bugisadalah orang yang sangat ramah, menghargai orang lain dan menjunjung tinggikesetiakawanan, bahkan bersedia menjadi bumper demi kesetiakawanan. (itulahmungkin sebabnya mengapa Golkar pada masa pemerintahan SBY-JK sering menjadiBumper karena ia dipimpin oleh seorang yang sangat berwatak bugis).Meskipun sebagai bangsa perantau, orang bugis selalu membawa identitasbugisnya di mana mana. Beberapa orang-orang di singapura dan Malaysia meskipunsudah menjadi warga Negara sana, dan mereka sudah bergaya hidup moderntapi mereka selalu mengaku sebagai orang Bugis meskpiun sudah merupakanketurunan yang kesekian dan belum pernah menginjak tanah bugis.Begitu juga dengan saya, selama terjun ke dunia politik saya tidak pernahmelepas karakter bugis saya yang blak-blakan, dan sering dianggap kurangsantun bagi mereka yang sangat menghargai etiket. Tapi itulah saya, sayasering mengatakan kepada teman-teman, jangan paksa saya jadi orang jawa.Menjadi orang bugis dan berkarakter keras kadang berguna juga. Waktu menyelesaikankasus ambalat untuk pertama kalinya, saat itu saya menggunakan gaya diplomasiala Bugis yang anda tidak dapatkan dalam literature strategi diplomasi.Waktu itu saya ke Malaysia bertemu dengan Perdana Menteri yaitu Najib.Saat itu ia ditemani oleh 5 Menteri dan saya juga ditemani oleh 5 Menteriplus Dubes kita. Saat pertemuan itusaya bilang ke Najib “ Najib…Ambalat itu masalah sensitive, itu bisamembuat kita perang. Kalau kita perang, belum tentu siapa yang menang.Tapi satu hal yang mesti you ingat, di Malaysia ini ada 1 juta orang Indonesia,1000 orang saja saya ajari Bom, dan mereka Bom ini gedung-gedung di Malaysiamaka habislah kalian”Saat itu pak Najib kaget, dia sadar sebagai sesama Bugis, ancaman sayabukan hanya gertakan belaka. Dia bilang ke saya “pak Jusuf, tidak bisabegitu”Saya bilang ke dia “makanya mari kita berunding, terus terang saya kadangtidak suka sama you punya Negara, Buruh-buruh Ilegal dari Indonesia ditangkapikayak binatang, sedangkan majikannya tidakditangkap, padahal kalau ada buruh Ilegal maka tentu ada juga majikan illegal.Setiap ada Ilegal loging pasti orang Malaysia yang ambil, begitu ada kebakaranhutan mereka marah-marah, padahal hampir sepanjang tahun mereka menghirupudara segar yang dihasilkan oleh hutan-hutan di Indonesia, satu bulan sajaada kabut asap mereka marah marah. Dan juga setiap ada ledakan Bom di Indonesiaselalu orang Malaysia dalangnya”Waktu itu Pak Dubes langsung bisiki saya “Pak, Ini sepertinya sudah melewatibatas diplomasi”Saya langsung bilang ke dia “kau kan Dubes, yah sudah kau perbaikilahmana yang lewat”Setelah itu, untuk menunjukkan ketidak sukaan saya kepada Malaysia sayamenolak menginap di KualaLumpur, saya bilang saya mau menginap di kampong Bugis di Johor sana. Akhirnyapak Najib ikut juga saya ke sana. Di atas mobil, dalam perjalanan menujuJohor Pak Najib Bilang ke saya “ Kayaknya bapak terlalu keras tadi waktuberunding”Saya cuman bilang ke dia “kamu kan juga orang Bugis, kenapa kau tidakkeras juga tadi?” mendengar itu dia cuman ketawa saja.Malamnya di Johor, kita makan malam dan nyanyi-nyanyi, mengundang SitiNurhaliza, sampai jam 1 malam dan kita ngantuk. Keesokan paginya kita maingolf, dan saat itu juga masalah Ambalat selesai. Dengan gaya Diplomasiala Bugis, saya tidak perlu memakai bahan yang sudah disiapkan oleh DEPLUsemua spontanitas saja. Dan sampai sekarang kalau ada tentara Malaysiadatang lagi di Ambalat, saya tinggal telpon Najib “Hey Najib, jangan lagikau kirim, you punya tentara ke Ambalat, kita bisa perang nanti”Demikan juga waktu saya menyuruh EXXON supaya angkat kaki dari Blok Natuna.Waktu itu saya dikejar oleh orang-orang EXXON mereka mau melobi. Tapi sayaselalu menolak ketemu dan menghindar. Saya ke Riyadh, mereka mau nyusulke sana, saya ke Jedah mereka mau datang, tapi saya tolak karena saya mauibadah dan sampai di belahan bumi manapun mereka kejar saya. Akhirnya waktuitu Di Makassar karena melihat kegigihan mereka, saya suruh mereka datang.Dan datanglah itu Chairman Exxon mereka 4 orang dan saya hanya ditemani oleh Sekretaris saya.Saat pertemuan di Hotel Sahid Makassar, orang Exxon bilang ke saya, “Mr.VicePresident, anda kalau membatalkan kontrak dengan EXXON, maka besok akansaya SU”Saya langsung pukul meja saya dan bilang ke dia “kalau kau berani SU,maka saya akan SU kau 10 kali, Itsmy country, not your country, jangan kau datang ke sini mau ancam-ancamsaya”.Saat itu dia langsung minta maaf. Dan saat itu Blok Natuna kembali ke tangankita pengelolaannya,meskipun pada akhirnya lepas lagi ke EXXON karena wewenang saya dicabutdan control tidak lagi berada di tangan saya. Apa pun itu, untuk kehormatanbangsa, kita jangan mau didikte oleh bangsa lain, kalau mereka keras, makakita balas lebih keras lagi. Jangan pernah takut kita akan dibuat susahdan macam-macam. Selama kita yakin Tuhan selalu bersama kita, maka bangsalain tidak akan bisa berbuat apa-apa terhadap kita.Teddy Rionald Bachtiar, Datuk Tunaro Basa

No comments:

Post a Comment